Jembatan Rawayan Putus, Seratusan Siswa di Karangpawitan Garut Kebingungan Saat Hendak Pergi Sekolah

- 17 Juli 2022, 23:36 WIB
 Kades Sukasenang Kecamatan Banyuresmi bersama petugas gabungan mempersiapkan sarana penyeberangan untuk membantu para siswa agar bisa berangkat sekolah pascabanjir yang telah menyebabkan ambruknya Jembatan Rawayan di Desa Sukasenang.*
Kades Sukasenang Kecamatan Banyuresmi bersama petugas gabungan mempersiapkan sarana penyeberangan untuk membantu para siswa agar bisa berangkat sekolah pascabanjir yang telah menyebabkan ambruknya Jembatan Rawayan di Desa Sukasenang.* /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Sekitar seratusan siswa dari Kelurahan Lengkongjaya, Kecamatan Karangpawitan Garut saat ini dilanda kebingungan.

Penyebabnya, jembatan yang biasa mereka gunakan menyeberangi Sungai Cimanuk untuk berangkat dan pulang sekolah, kini sudah tak ada akibat tergerus banjir yang terjadi pada Jumat, 25 Juli 2022.

Kepala Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Iwan Ridwan, menyebutkan jembatan rawayan yang hilang akibat tergerus banjir karena luapan air Sungai Camanuk berada di perbatasan Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan dengan Desa Sukasenang Kecamatan Banyuresmi.

Baca Juga: Disdik Garut Bagikan Ratusan Seragam, Sepatu, dan Buku untuk Siswa Terdampak Banjir

Jembatann yang dibangun tahun 2020 dan diresmikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil itu sangat vital fungsinya bagi warga.

Setiap harinya, selain warga yang akan beraktifitas mencari nafkah, jembatan juga selalu digunakan anak-anak sekolah.

Sekitar seratusan anak sekolah mulai dari TK, SD, SMP, hingga SMA dari Kelurahan Lengkongjaya selalu menggunakan jembatan itu ketika mau berangkat dan pulang sekolah.

Baca Juga: Tahan Imbang Borneo 0-0, Arema FC Bawa Pulang Piala Presiden 2022 ke Malang. Almeida: Target Berikutnya Liga 1

"Jembatan itu hilang dan kemudian ditemukan berada di dasar sungai akibat tergerus banjir kemarin. Otomatis warga termasuk anak-anak yang mau sekolah tak bisa lagi menggunakannya padahal besok hari pertama mereka masuk sekolah," ujar Iwan.

Diungkapkannya, dirinya pun sudah banyak menerima keluhan para orang tua siswa yang merasa kebingungan dengan rusaknya jembatan itu.

Walaupun ada jalan lain yang bisa digunakan, jaraknya terlalu jauh dan ongkos yang harus dikeluarkan pun sangat besar.

Baca Juga: Cincin Sulit Dicopot dari Jari Tangan Eno, Petugas Damkar Banjarsari Ciamis Turun Tangan

Dikatakan Iwan, dengan menyeberangi jembatan itu, anak sekolah hanya butuh waktu untuk bisa sampai di sekolah sekitar 10 hingga 15 menit dengan cara berjalan kaki.

Sedangkan jika menggunakan jalur lain yang lebih jauh sampai beberapa kali lipat, selain butuh waktu lebih lama, mereka pun harus mengeluarkan ongkos sampai Rp30 ribu.

Hal ini dinilai Iwan tentu akan sangat memberatkan terutama bagi para orang tua siswa akibat tingginya biaya yang harus dikeluarkan.

Baca Juga: Diduga Jadi Tempat Pesta Miras, Cafe di HZ Mustofa Tasikmalaya Digerebek Tim Gabungan TNI, Polri dan Satpol PP

Jika satu hari untuk ongkos saja harus mengeluarkan biaya sampai Rp30 ribu, belum termasuk yang saku, kalau satu bulan berapa biaya yang harus mereka keluarkan hanya untuk ongkos anaknya sekolah.

"Belum lagi kan ada orang tua yang punya anak sekolah 2-3 orang sehingga biaya yang harus mereka keluarkan pun tentu lebih besar lagi,” katanya.

“Kasihan mereka tentu akan sangat kewalahan, bisa-bisa akan banyak anak yang pada akhirnya putus sekolah karena orang tuanya  tak mampu membiayai ongkosnya," tambahnya.

Baca Juga: Tanggul di Kawasan Cipanas Galunggung Jebol, Menimpa Kolam Pemandian Air Panas Milik Perhutani

Ia menyebutkan, anak-anak sekolah yang menggunakan jembatan ketika hendak berangkat sekolah itu memang berasal dari Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan.

Namun demikian ia tetap merasa bertanggungjawab mengingat sekolah tempat mereka menuntut ilmu berada di wilayah Desa Sukasenang.

Kondisi seperti ini ternyata mendapatkan perhatian Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono.

Baca Juga: Mahasiswa KKN Unper Didorong Perkuat IPM Kabupaten Tasikmalaya

Ia mengaku prihatin dengan ambruknya jembatan yang biasa digunakan para siswa yang hendak berangkat dan 0ulang sekolah di wilayah perbatasan Kelurahan Lengkongjaya dengan Desa Sukasenang.

"Kita akan bantu anak-anak agar besok bisa tetap pergi ke sekolah. Kita akan siapkan perahu karet yang bisa bawa mereaka menyeberangi sungai agar mereka tetap bisa menuntut ilmu," ucap Wirdhanto.

Untuk membantu para siswa agar bisa menyeberangi sungai dan sampai ke sekolah dengan aman, tuturnya, dirinya telah memerintahkan Kasatpolairud untuk menyediakan perahu karet.

Baca Juga: Jelang Masuk Sekolah Tahun Ajaran Baru, Sejumlah Toko Alat Sekolah di Kota Tasikmalaya Disesaki Pembeli

Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dandim 0611 Garut dan BPBD Garut untuk pelaksanaan membantu anak-anak sekolah tersebut.

Kasatpolairud Polres Garut, AKP Adnan, menyatakan dirinya sudah mendapatkan perintah langsung dari Kapolres untuk membantu menyeberangkan anak-anak yang mau sekolah di Desa Sukasenang Kecamatan Banyuresmi.

Hal ini menyusul ambruknya jembatan yang sebelumnya ada akibat terjangan banjir yang terjadi Jumat 15 Juli 2022 kemarin.

Baca Juga: Gempa Terkini di Pangandaran Jawa Barat dengan Magnitudo 4,9 Dirasakan Hingga Kota Tasikmalaya

“Untuk besok kita akan gunakan tiga perahu karet milik kita, milik TNI dan juga relawan. Jumlah personil yang besok diturunkan untuk membantu menyeberangkan totalnya 17 anggota yang merupakan gabungan Polairud, TNI, BPBD, dan relawan," kata Adnan.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah