Harga Telur Terus Menurun, Peternak Ayam Petelur Berguguran. H. Dandy: Pemerintah Harus Segera Turun Tangan

24 September 2021, 10:04 WIB
Harga telur ayam di peternak kini terus merosot hingga berada di kisaran, Rp15.000 - Rp16.000 per kg, Kamis, 23 September 2021.* /kabar-priangan.com/Aris MF/

 

KABAR PRIANGAN - Akibat harga telur ayam di pasaran terus menurun, kini banyak peternak ayam petelur di Tasikmalaya yang bangkrut dan berguguran.

Para peternak ayam petelur tersebut sulit untuk meneruskan usahanya karena terus mengalami kerugian.

Penyebabnya, harga telur ayam terus mengalami penurunan yang signifikan, sementara harga pakan terus melambung.

Baca Juga: Harga Telur Ayam Terjun Bebas, Satgas Pangan 'Diem-diem Bae'

Saat ini, harga telur ayam di tingkat peternak berada di kisaran Rp15 ribu- Rp16 ribu per kg. Padahal Harga Pokok Penjualan (HPP) peternak saat ini sebesar Rp19 ribu.

Salah seorang pengusaha ayam petelur di Rajapolah Tasikmalaya, H. Dandy Jamaludin mengatakan, HPP atau modal dasar peternak ayam petelur itu sebesar Rp19 ribu per kg.

Sementara harga jual saat ini berada di kisaran Rp15 ribu- Rp16 ribu. Otomatis, kata dia, peternak ayam petelur mengalami kerugian sebesar Rp3 ribu – Rp4 ribu per kg-nya.

Baca Juga: Sejak PTM, Gairah Belajar Siswa Meningkat. Uu: Semoga Belajar Tatap Muka Bisa Secepatnya 100 Persen

“Semakin tinggi produksi telurnya, maka semakin besar kerugian yang diderita peternak ayam petelur saat ini,” kata Dendy saat dihubungi di tempat usahanya, Kamis, 23 September 2021.

Bahkan kondisi saat ini, kata Dandy, bukan hanya harga yang terjun bebas, namun telur sudah benar-benar susah dipasarkan.

“Kalau sebulan lalu, kami masih bisa jual walau terpaksa mengalami kerugian. Tapi sekarang, kami mau jual pun tak ada yang beli,” kata dia.

Baca Juga: My Universe, Kolaborasi Coldplay dan BTS Rilis 24 September 2021

Sebagai buktinya, kata Dendy, saat ini di tempat usahanya terdapat sekitar 1200 peti telur yang belum terjual.

“Kalau dihitung, jumlah telurnya sekitar 18 ton. Telur sebanyak itu menumpuk di gudang. Kami gak tahu harus bagaimana menghadapi situasi sulit seperti ini,” kata Dendy.

Memang diakuinya, budidaya telur sejak tahun 2020 sudah mengalami penurunan secara signifikan.

Baca Juga: Soal Gibran Pendaki yang Hilang, AOPGI Desak BKSD Terapkan Standardisasi Naik Gunung

“Sejak tahun 2020, terutama sejak pandemi covid-19, harga pakan terus-terusan naik. Kondisi ini membuat peternak kelimpungan,” kata dia.

Kondisi ini, kata dia, diperparah dengan pandemi covid-19 yang berkepanjangan sehingga membuat berbagai sektor yang berhubungan dengan serapan pasar telur terganggu.

H. Dandy Jamaludin, peternak ayam petelur di Rajapolah, Kab. Tasikmalaya.*

“Akibat pandemi, pengusaha rumah makan dan restoran terganggu. Hotel dan tempat wisata juga terganggu,” kata Dandi.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Polres Tasikmalaya Kota Jumat 24 September 2021

Termasuk, kata dia, para pengusaha makanan, seperti roti, kue, dan makanan yang berbahan dasar dari telur menurunkan produksinya. Bahkan ada yang berhenti sama sekali.

“Akibatnya, serapan pasar terhadap telur menurun drastis. Sementara pasokan telur dari para peternak terus membanjiri pasar,” kata dia.

Dampaknya, kata dia, harga telur semakin hari semakin mengalami penurunan. “Usaha ayam petelur ini kan beda sama usaha semcam konveksi,” kata dia.

Baca Juga: Tarif Layanan Rapid Tes Antigen di Stasiun Turun, Berlaku Hari Ini di 64 Stasiun Berikut Ini

Kalau usaha konveksi, ketika serapan pasar menurun, bisa berhenti berproduksi.  “Tetapi kalau ternak ayam, kami harus terus membeli pakan untuk ayam. Kalau tidak diberi pakan, ayam bisa mati. Kerugian kami lebih besar lagi,” kata dia.

Dendy mengatakan, akibat kondisi ini, sudah banyak peternak yang gulung tikar. “Kalau peternak kelas kecil dengan populasi ayam dibawah 5.000 ekor, sudah pasti mati,” kata dia.

Intervensi pemerintah

Menyikapi kondisi ini, pemilik Rajapolah Farm, H. Dandy Jamaludin meminta agar pemerintah segera turun tangan untuk membantu para peternak.

Baca Juga: Saksikan Konser Patah Hati Tribute to Didi Kempot di NET TV. Simak Jadwal Acara NET TV 24 September 2021

Karena kalau tidak, kata dia, maka para peternak ayam petelur di Tasikmalaya akan bangkrut dan akan kehilangan mata pencaharian.

Solusinya, kata dia, pemerintah harus melakukan intervensi dengan menekan harga pakan.

"Kalau harga pakan kembali normal seperti sebelum tahun 2020, yaitu di angka Rp4.800 perkg, Insya Allah para peternak akan selamat,” kata Dandy.

Baca Juga: Warga Perbatasan Karangnunggal Bojongasih Berharap Perhatian Pemkab Perbaiki Jembatan Cacaban

Dia menyebutkan, pemerintah sangat memungkinkan untuk melakukan intervensi dalam menurunkan harga pakan, yaitu dengan melakukan operasi pasar untuk komoditi jagung.

“Pakan ayam itu kan, komposisi terbanyaknya ada di jagung. Kalau harga jagung turun, pasti harga pakan juga turun,” kata dia.

Saat ini, kata dia, harga Jagung saja sudah di angka Rp6000 per kg. Padahal saat harga pakan ayam berada di angka Rp4.800 per kg, kala itu harga jagung di angka Rp3.500 per kg.

Baca Juga: Persib Lawan Borneo FC Draw 0-0, Lini Depan Maung Bandung Tak Kunjung Produktif

“Jadi, kalau saja pemerintah mengimpor jagung sehingga stok jagung di tingkat nasional ini berlimpah, maka otomatis harga jagung akan menurun. Selanjutnya, harga pakan ayam otomatis akan turun juga,” kata dia.

Solusi lain yang menurut H. Dandi akan membantu para peternak ini adalah dengan langkah pemerintah memberlakukan aturan guna membuat harga telur ayam menjadi stabil.

“Saat ini, HPP atau biaya produksi ayam petelur itu sebesar Rp19.000 per kg. Maka, kami harapkan pemerintah bisa memberikan kestabilan harga telur ayam di angka Rp 20.000-Rp 21.000 di tingkat petani,” katanya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Rencanakan Hadir Pada Musyawarah Raja Se-Nusantara di Sumedang

Untuk itu, H. Dandy berharap pemerintah daerah dan juga para anggota DPRD dapat mendorong pemerintah pusat agar membuat para peternak ayam ini dengan dua hal tadi, yaitu membuat harga telur ayam stabil dan menurunkan harga pakan.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler