KABAR PRIANGAN - Dalam upaya mengurangi limbah sampah rumah tangga yang terus meningkat volumenya, warga yang tergabung dalam kelompok tani di Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, melakukan inovasi pengolahan limbah sampah yang selama ini kerap menjadi masalah di lingkungan desa.
Terutama belum digarap dengan baik secara pengolahannya menjadi barang yang bermanfaat, dan bernilai ekonomi. Sehingga muncul ide untuk mengolah sampah anorganik menjadi BBM Komersil.
"Dari limbah sampah rumah tangga, berhasil menyuling dengan mesin pirolisis hasil rakitan sisa bengkel las pribadi menjadi minyak tanah, bensin dan solar," kata pembuat mesin pirolisis, Aa Suparman, Senin 1 Maret 2021.
Baca Juga: Hendak Bersihkan Sumur dari Bangkai Kucing, Dua Warga Tasik Tercebur Naas Satu Diantaranya Meninggal
Dengan bermodalkan alat sederhana ini, kata Aa, dirinya berhasil mengolah limbah rumah tangga menjadi BBM.
Dari situ pembuangan sampah rumah tangga di wilayah Puspahiang jadi tidak sembarangan. Karena sampah akan berubah menjadi bahan bakar yang sangat berguna bagi aktivitas warga. Terutama untuk mesin indutri pertanian.
"Pengolahan sampah ini sudah berjalan cukup. Awalnya, sampah dipilah dan dipilih mana yang masih bisa diolah sehingga bernilai ekonomi. Lalu mulai memikirkan untuk mengolah limbah sampah plastik tersebut menjadi BBM," katanya.
Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Warga Tasela, Polsek Karangnunggal Bakal Buka Pelayanan SIM
Sehingga, lanjut Aa, limbah sampah plastik dari rumah tangga itu tidak menumpuk dan menjadi masalah baru.
"Setelah beberapa kali uji coba, proses penyulingan dari pengolahan sampah plastik ini bisa menjadi bahan bakar minyak, sejenis minyak tanah. Selain itu, penyulingan juga bisa menghasilkan solar juga bensin," katanya.
"Mungkin perakitan mesin ini tak akan berjalan jika tidak ada pendampingan dan dukungan berbagai pihak dalam menciptakam mesin pengolahan. Dimana hasil olahan limbah anorganik berubah menjadi BBM," ujarnya.
Jika mesin rakitannya itu bisa menghasilkan BBM berkualitas serta bisa digunakan kendaraan dan mesin pengolahan pertanian. Ia berharap meringankan beban masyarakat khususnya warga di Kecamatan Puspahiang. Sehingga warga tidak usah khawatir dan pusing mencari minyak tanah.
Sekertaris Kecamatan Puspahiang, Ayi Mulyana Herniwan yang juga salah satu penggagas mesin pirolisis menyebutkan, mesin rakitan inovasinya bersama para kelompok tani dan warga akhirnya bisa menghasilkan. Meski proses mengolah menjadi bahan bakar membutuhkan waktu cukup panjang.
Mesin penyulingan sampah anorganik dengan teknologi mesin pirolisis sederhana tersebut, dapat berjalan dengan baik. Hasil proses penyulingan itu memghasilkan minyak tanah, bensin dan solar.
Baca Juga: Cerita Mistis Jembatan Cirahong, Antara Eyang Rahong dan Suara Degung di Malam Hari
Akan tetapi, lanjut Ayi, meski belum diuji penuh oleh tim ahli atau para peneliti, tapi minyak komersil ini sudah melakukan pengujian mandiri, hasilnya bagus. Sepeda motor dan traktor bisa berfungsi dengan normal sama seperti dengan memggunakan BBM pada umumnya.
"Hadirnya bahan bakar ini di Kecamatan Puspahing diharap bisa menjadi solusi yang terbaik untuk warga Puspahiang dan juga di Kabupaten Tasikmalaya dengan limbah rumah tangga," katanya.
Dikatakan Ayi, kelompok tani ini selain mengolah limbah organik untuk pupuk, kini limbah sampah anorganik juga bisa diolah menjadi BBM.
"Prestasi ini harus mendapatkan perhatian dari semua unsur terlebih Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melalui dinas terkait sehingga bisa menjadi solusi untuk kita semua," katanya.
Dengan keberhasilan ini, pihaknya akan terus mengembangkannya agar BBM yang dihasilkan bisa dimanfaatkan oleh warga, khususnya di Puspahiang
Sementara, lanjut Ayi, manfaat pengolahan limbah sampah ini berdampak positif pada dua aspek. Yaitu aspek sosial dan ekonomi. Sosial, warga lebih sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan sehingga lingkungan menjadi bersih. Aspek ekonominya, warga mendapatkan nilai tambahan dari hasil penjualan sampah.***