"Mungkin perakitan mesin ini tak akan berjalan jika tidak ada pendampingan dan dukungan berbagai pihak dalam menciptakam mesin pengolahan. Dimana hasil olahan limbah anorganik berubah menjadi BBM," ujarnya.
Jika mesin rakitannya itu bisa menghasilkan BBM berkualitas serta bisa digunakan kendaraan dan mesin pengolahan pertanian. Ia berharap meringankan beban masyarakat khususnya warga di Kecamatan Puspahiang. Sehingga warga tidak usah khawatir dan pusing mencari minyak tanah.
Sekertaris Kecamatan Puspahiang, Ayi Mulyana Herniwan yang juga salah satu penggagas mesin pirolisis menyebutkan, mesin rakitan inovasinya bersama para kelompok tani dan warga akhirnya bisa menghasilkan. Meski proses mengolah menjadi bahan bakar membutuhkan waktu cukup panjang.
Mesin penyulingan sampah anorganik dengan teknologi mesin pirolisis sederhana tersebut, dapat berjalan dengan baik. Hasil proses penyulingan itu memghasilkan minyak tanah, bensin dan solar.
Baca Juga: Cerita Mistis Jembatan Cirahong, Antara Eyang Rahong dan Suara Degung di Malam Hari
Akan tetapi, lanjut Ayi, meski belum diuji penuh oleh tim ahli atau para peneliti, tapi minyak komersil ini sudah melakukan pengujian mandiri, hasilnya bagus. Sepeda motor dan traktor bisa berfungsi dengan normal sama seperti dengan memggunakan BBM pada umumnya.
"Hadirnya bahan bakar ini di Kecamatan Puspahing diharap bisa menjadi solusi yang terbaik untuk warga Puspahiang dan juga di Kabupaten Tasikmalaya dengan limbah rumah tangga," katanya.
Dikatakan Ayi, kelompok tani ini selain mengolah limbah organik untuk pupuk, kini limbah sampah anorganik juga bisa diolah menjadi BBM.