Kisah Ecep Suwardaniyasa: Dari Aktivis Pers Kampus, Jurnalis Liputan Eksklusif, Pelari, hingga Khatib Salat Id

- 18 April 2024, 06:00 WIB
Ecep Suwarndaniyasa. Jurnalis Indonesia pertama yang meraih Six Star Marathon di Boston, Amerika Serikat, Senin 15 April 2024 waktu setempat.*/Facebook/Ecep Suwardaniyasa
Ecep Suwarndaniyasa. Jurnalis Indonesia pertama yang meraih Six Star Marathon di Boston, Amerika Serikat, Senin 15 April 2024 waktu setempat.*/Facebook/Ecep Suwardaniyasa /

Baca Juga: Status Gunung Ruang Menjadi Awas, PVMBG Himbau Masyarakat Pulau Tagulandang Waspadai Tsunami

Selama pengalaman kerja jurnalistik, banyak karya liputan yang Ecep hasilkan. Sebut saja liputan untuk Majalah Tempo dan Program SIGI 30 Menit SCTV tentang pembalakan liar (illegal logging) di Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Tak hanya itu sejumlah liputan eksklusif dan wawancara misalnya dengan Bob Hasan di Lapas Batu Nusakambangan Cilacap (Majalah Tempo), dengan Tommy Soeharto di Nusakambangan (Majalah Tempo), serta liputan investigasi peredaran obat palsu di Jakarta dan daerah (SCTV dan tvOne).

Liputan dan Wawancara Eksklusif Kasus-kasus Besar

Di tvOne ia juga melakukan liputan dan wawancara eksklusif dengan terpidana mati Trio Bom Bali di Bali dan Lapas Nusakambangan, serta buronan teroris yang ditangkap di Pakistan yaitu Umar Patek. Ketika kasus penggerebekan teroris di sejumlah daerah seperti Jakarta, Temanggung, Solo, Aceh, Bima, Palu dan Poso, Ecep melakukan liputan termasuk tayangan langsung. Liputan eksklusif lainnya adalah wawancara terpidana mati kasus narkoba, Fredy Budiman.

Karena sepak-terjangnya itu pula beberapa kali ia berurusan dengan pihak-pihak yang merasa gerah dan tersinggung. Liputan investigasi tentang dugaan makelar kasus palsu yang ditayangkan tvOne, membuat tvOne disomasi. Ecep dan presenter Indi Rahmawati sempat dipanggil ke Dewan Pers di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Senin, 12 April 2010. 

Baca Juga: Cerita Didin Fathudin, Dari Bandung Tempuh 150 Km Mudik ke Nagarapageuh Panawangan Ciamis dengan Bersepeda

Pengalaman yang bejibun tersebut membuat skill dan kompetensinya di bidang jurnalistik terasah, dari teori hingga praktik. Misalnya teknik menulis jurnalistik (hard news, features dan investigative), merancang isu liputan, atau mewawancarai narasumber kunci (live). Tak heran ia pun menjadi pengajar tetap Journalist Development Program (JDP) tvOne Academy yang kini bernama Kampus One.

GM yang Jadi Ketua RW

Sedangkan di bidang organisasi ia pernah menjadi Ketua Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Jawa Tengah, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang, Divisi Advokasi AJI Indonesia, Divisi Media Elektronik AJI Indonesia, Ketua Dewan Jamaah Masjid Raya Vila Inti Persada Pamulang Tangerang Selatan. 

Ecep Suwarndaniyasa dalam salah satu acara Nahdlatul Ulama, beberapa waktu lalu.*/Facebook/Ecep Suwardaniyasa
Ecep Suwarndaniyasa dalam salah satu acara Nahdlatul Ulama, beberapa waktu lalu.*/Facebook/Ecep Suwardaniyasa

Tak hanya itu. Selama dua periode hingga 2026, Ecep menjadi anggota Kelompok Ahli Badan Narkotika Nasional (BNN) dan tercatat sebagai Dosen Pascasarjana SKSG UI. Ia juga aktif sebagai pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat dengan ketua umum saat ini HM Jusuf Kalla, serta pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Barokatul Muslimin di Jalan Ampera Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. 

Baca Juga: Selama Libur Lebaran, Ratusan Anak di Pantai Pangandaran Terpisah dari Keluarganya

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah